Skip to main content

Mencicipi Cita Rasa Legendaris Bakmi Tjo Kin di Bandung

Putra Jaya Sisi Lain Malaysia

Setelah beberapa kali mengunjungi Malaysia. Ada terbersit niat, mengunjungi daerah yang tidak jauh dari Kualalumpur atau tidak jauh dari Kualalumpur International Airport. Jadi kalau letih, bisa langsung bergerak ke KLIA. Melihat beberapa titik di google map, terlihat Putra Jaya, Shah Alam, Klang. Sepertinya Putra Jaya lebih recomended berdasarkan beberapa tulisan bloger yang mendadak saya baca malam itu. Selain mudah dijangkau, Putra Jaya menawarkan bangunan bangunan berarsitektur kelas dunia. Itu kerana nya sayang untuk dilewatkan.

Sembari berjalan santai, pagi itu saya awali dengan Rapid KL dari Chowkit menuju KL Sentral untuk disambungkan ke Bandar Tasik Selatan. Kemudian saya melanjutkan perjalanan menggunakan KLIA Transit menuju Putra Jaya. Sebelumnya saya sudah mencoba KLIA Transit dari Bandar Tasik Selatan ini menuju KLIA2 dengan cara naik turun di setiap stasiun. Membeli tiket baru untuk tujuan stasiun berikutnya. Kecuali dari Salak Tinggi ke KLIA2 saya membeli tiket langsung RM 4,90. Karena harganya sama jika turun di KLIA ataupun KLIA2. Dari Bandar Tasik Selatan ke Putrajaya dikenai tarif seharga RM 8. Mahal memang, kemarin waktu kembali ke KL Sentral saya menggunakan bus RM 3. Jika nanti turun dari tangga masuk terminal Putra Jaya, bus ada di sebelah kiri. Saya lupa apakah koridor 10 atau 12. Nanti akan terlihat betapa perbedaan pengguna bus menuju KL Sentral dengan pengguna bus dalam kota Putra Jaya. Bus menuju KL Sentral selalu terisi penuh.

Sebelum melanjutkan perjalanan, saya sempatkan sarapan pagi di sebuah kios menuju terminal. Nasi Lemak dengan Telur RM3 dan Milo Panas 2RM. Tak lupa air mineral RM 1. Bisa makan ditempat karena disediakan meja dan kursi. Masih ada waktu beberapa puluh menit karena berdasarkan website Putrajaya Sight Seeing nya KLIA Ekspress   ada jadwal tour pukul 11.00. Putrajaya Sight Seeing merupakan bus tour nya Putrajaya yang terletak di koridor 6 terminal. Bus ini akan membawa kita singgah di beberapa lokasi wisata atau bangunan di Putrajaya. Lumayan banyak lokasi yang dituju membuat saya tertarik meski sebenarnya cukup mahal biaya tour nya. Beberapa menuliskan tarifnya RM 20. Bahkan KLIA Ekspress menawarkan RM 35 include tiket PP dari Bandar Tasik Selatan. Jika PP Bandar Tasik Selatan ke Putrajaya adalah RM 16 maka tiket Putrajaya Sight Seeing ini kira kira RM 19.
 Toilet ada di sebelah kiri bus

 Jadwal dan Tarif Putra Jaya Sight Seeing

 Bus Putra Jaya

Tiba di koridor 6 saya terkejut karena jadwal tour telah berubah. Ahad sampai Kamis pukul 09.00 dan 14.00. Sementara Jumat hanya pukul 15.00. Dan hari Sabtu kembali pukul 09.00 dan 14.00. Tak hanya itu, tarif yang dikenakan membuat saya berpikir dua kali. Tarif dewasa RM 50 sedangkan anak anak RM 25. Sudah mahal, harus menunggu lama pulak. Saya putuskan untuk berkeliling terminal untuk melihat-lihat. Baru saya ketahui kalau banyak bus Putrajaya dengan Merk Perusahaan Otobus Putra Jaya dan Perusahaan Otobus Nadi Putra. Meski sama dengan Bus di Kualalumpur dan Penang, tapi body nya seperti kurang terawat. Harap maklumlah karena tarifnya juga tidak masuk akal. Kemanapun kita pergi hanya dikenai tarif RM 0,50. Iya hanya lima puluh sen saja. Di bagian belakang bangunan kantor terminal terdapat toilet umum. Ini penting bagi yang membutuhkan.

Saya sempat bingung karena peta yang diberikan kantor terminal bus kurang jelas. Untuk diketahui bersama bahwa Putra Jaya terbagi atas beberapa Presint. Presint mungkin sama dengan Kelurahan. Bangunan-bangunan indah tersebar nyaris di seluruh Presint. Hingga saya berpikir tak mungkin mengunjungi kesemuanya kali ini. Beberapa kali menanyakan ke supir bus dengan tujuan yang ada pada map, supir menggelengkan kepala. Hingga bosan dan saya menanyakan kepada pengemudi lainnya, "saya mau ke bridge". Kemudian diajak naik dengan tarif 50sen ringgit. Disini tidak ada uang kembalian sehingga harus menyiapkan uang pas sedari awal.

Bus melaju santai dan beberapa kali berhenti di halte untuk menaikkan pengguna jasa bus ini. Ada beberapa komplek perumahan yang saya lalui kali itu. Oh iya saya naik bus dari koridor 5.  Kagum saya akan bersihnya kota ini. Tidak saya dengan suara klakson kendaraan. Tertib mengikuti arahan lampu merah. Hampir tiba di sebuah jembatan yang elok. Untuk kemudian saya ketahui namanya Seri Wawasan Bridge. Anehnya sekali ini supir bus tidak menurunkan saya di halte, tetapi di tepi jalan. Ah Malaysia sungguh engkau sama #ehh.
Bus Nadi Putra

Hari ini Minggu, sebagai kawasan pusat pemerintahan Malaysia, Putrajaya sekali ini sepi dikarenakan hari libur/cuti. Cocok untuk berjalan kaki gumamku. Meski ada beberapa tulisan yang menjelaskan bahwa ada penyewaan sepeda di Putra Jaya. Andai saja tahu dari awal kan bisa naik sepeda. Saya tidak menyusuri jembatan dari atas. Dari tepi jalan raya ada terlihat jalan setapak terlindung taman menuju arah bawah jembatan. Dengan santai aku menyusurinya. Bersih dan asri, meski panas siang itu, membuat kagumku tak surut.
Taman di Bawah Seri Wawasan Bridge

 Seri Wawasan Bridge

Mungkin di Banda Aceh tak akan kutemukan jalanan yang care terhadap pejalan kaki. Dan lagi jarang saya lihat pejalan kaki disana. Berada di bawah jembatan yang terlindung dari terik matahari. Ini sejuk dan adem. Terlihat beberapa kursi terisi pengunjung. Ada keluarga, ada yang berpasangan, ada yang sekedar berfoto foto saja. Dari sini terlihat Masjid Putra & Kediaman Perdana Menteri. Ada perahu kecil yang menyusuri sungai. Tak sampai habis di jembatan ini dia memutar kembali menuju arah Masjid Putra. Sebenarnya tadi di Putra Jaya Sentral (terminal) ada penitipan loker tas. Tapi sempat terpikir apabila nanti ingin berpindah ke daerah lain, terpaksa harus kembali. Mau tidak mau ransel kecil ini tetap disandang selama berjalan kaki.
 
Seri Wawasan Bridge

 Masjid Putra & Kediaman Perdana Menteri

Perahu di bawah Seri Wawasan Bridge

Menyusuri sungai yang hingga sekarang saya tidak tahu apa namanya. Panas sudah tak lagi terasa. Kamera Canon ini menjadi teman berjalan. Ambil foto yang disana yang disini, senang rasanya. Hingga akhirnya sampai di sebuah menara seperti rudal. Ingin mendekat tapi rasanya berat. Ah ini sepertinya membayar, tak usahlah. Lebih baik nanti untuk makan. Dasar pelit, haha. Terlihat juga balon udara yang akan turun. Ah Putra Jaya, kau betul membuat cemburu. Kami disini kurang kreatif memanfaatkan potensi pariwisata.
Balon Udara dan Tower Rudal

Terus berjalan hingga dari kejauhan terlihat Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin. Sebenarnya Masjid ini juga punya website, yang kemarin masih down. Tapi ada website Masjid Tuanku Mizan  lainnya. Masjid ini memiliki langit langit yang tinggi. Berfungsi untuk mengurangi tekanan panas udara dalam ruang. Seperti sebuah Gereja Katolik di Pringsewu. Meski cuaca di luar terik, cuaca dalam  ruangan tetap adem. Satu yang menjadi modernnya bangunan ini adalah ada air yang mengalir pada tembok bagian belakang dekat sungai. Bagaimana tidak tambah sejuk, tembok saja disirami air. Bangunan ini cukup luas, memutarinya saja sudah membuat saya berkeringat. Hingga saya putuskan untuk tidak masuk ke dalamnya. Di halaman bangunan terdapat bangku taman yang melingkar. Jika sore pasti sangat menyenangkan bila membaca buku disini.
 Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin

  Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin

Di seberang Mesjid Tuanku Mizan terlihat bangunan Kompleks Islam Putra Jaya menjulang. Atapnya indah sekali seperti relief menyerupai api lilin. Masih dari tepian sungai di belakang Mesjid Tuanku Mizan, terlihat Jembatan Seri Saujana gagah membentang. Tetapi sebelum Jembatan Seri Saujana tersebut ada sebuah jembatan besar yang belum usai. Karena tidak ada jalan penghubung antara aspal dengan jembatan. Tak lama terdengar fast boat menderu. Ternyata sungai ini juga dimanfaatkan sebagai wisata bahari. Ukuran kapal cukup menampung 100an orang.
  Kompleks Islam Putra Jaya

Kompleks Islam Putra Jaya

Kali ini saya mejauhkan perjalanan dari tepian air. Mencoba berjalan di trotoar jalan raya. Ingin menikmati suasana lainnya.  Sepi benar, terasa sekali jika ini hari minggu. Beberapa bangunan bertingkat memasang relief dari besi di bagian luar bangunan. Saya tidak begitu paham apakah ini menjadi penghias semata atau untuk mengurangi terik cahaya yang masuk gedung. Duduk sejenak di tepi jalan menikmati bangunan-bangunan megah ini. Hingga saya putuskan untuk berjalan menuju Gedung Menara KBS. Tak jauh dari sana saya temukan Gedung Jabatan Penerbangan Awam. Lagi lagi terdapat terali besi di bagian luar kaca bangunan. Elok sungguh!
 Jembatan yang belum jadi, di belakangnya ada Jembatan Seri Saujana

Palace of Justice

Berbeda berjalan di tepi sungai tadi. Uap aspal membuat energi lebih cepat terkuras. Saya putuskan untuk mencari halte bus. Tetapi terlihat ada bangunan menyerupai Mesjid dengan motif dinding yang unik. Kalau tidak salah ini adalah Palace of Justice. Sayang jika melewatkannya. Tetapi apa daya terik matahari memaksa untuk undur diri. Berjalan menyeberangi jalan raya. Di bagian trotoar terdapat taman kecil. Indah juga bersih sayangnya terik sekali. Tak hanya bangunan saja indah, tiang lampu penerang jalan di Putra Jaya juga dibentuk menjadi elok. Wajar jika Putra Jaya dijadikan pusat pemerintahan. Sepertinya lahan masih cukup luas untuk sebuah pengembangan wilayah. Contohnya saja Kantor Kementerian Pertanian dan Industri Asas Tani Malaysia bisa disandingkan dengan Wisma Tani. Sehingga siapapun yang berkunjung tidak akan memakan banyak waktu jika ingin mengunjungi kedua bangunan ini secara waktu yang berdekatan. Siang itu saya tak menunggu di dalam halte bus. Cuaca sungguh panas, sehingga saya putuskan untuk menunggu di luar halte. Hampir di setiap halte ada mesin penjual minuman ringan self service. Hampir dua jam berada di Putra Jaya. Tak lama sebuah bus melintas dan saya kembali ke Putra Jaya Sentral. Sebenarnya masih banyak lagi bangunan yang harus dikunjungi. Mungkin next time tidak dengan berjalan kaki total, tetapi naik turun bus sepertinya menjadi solusi. Terimakasih Putra Jaya, sisi lain Malaysia.

Untuk menjadi catatan:
1. Upayakan menggunakan penutup kepala karena Putra Jaya Panas.
2. Waktu yang disarankan adalah pagi dan sore hari.
3. Datanglah di hari kerja untuk menikmati suasa hiruk pikuk Putra Jaya.
4. Sabar dalam menunggu bus karena lewat dalam rentang waktu 30 - 60 menit.

Comments

  1. Untuk tarif harga tour putrajaya sight seeing sebesar 50 rm ---> ini bulan dan tahun brp ya pak ? Thn 2017 ? Bulan apa pak ?
    Tks

    ReplyDelete
  2. Kira kira apakah cukup untuk mengunjungi semua tempat yang ada di Putrajaya dalam waktu sehari dengan naik turun bis, mengingat kalo ikut tur sangat mahal

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rasanya tidak cukup, karena bus tidak melintas setiap waktu.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

El Comandante Coffee

Pria berambut pendek dan rapih menyambut kedatangan sore kala itu. Terlihat bordir halus di bagian belakang kemeja coklat muda nama kedai kopi. Seperti mengulang, meja kembali di bersihkan meski terlihat tak ada kotoran sedikit pun. Belum lagi senyum simpul saya berakhir, pemuda tersebut langsung menghilang ke dalam bangunan ruko tiga pintu tersebut. Elcomandante Coffee beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat melepas penat atau bertemu banyak sahabat.

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen