Skip to main content

Posts

Showing posts from 2016

Mencicipi Cita Rasa Legendaris Bakmi Tjo Kin di Bandung

Sarungkan Budaya, Budayakan Bersarung

Sarung merupakan kelengkapan berpakaian bagi sebagian masyarakat Indonesia. Meski penggunaannya lebih dikedepankan kepada acara adat maupun keagamaan. Berdasarkan beberapa referensi yang pernah saya baca sebelumnya, tidaklah besar korelasi antara sarung dan agama. Karena masyarakat Arab sendiri tidaklah mewajibkan orang yang beribadah menggunakan sarung. Sarung sendiri merupakan produk awal yang berasal dari Yaman. Penggunaan di Yaman sendiri untuk kelengkapan hidup sehari hari. Bagi masyarakat Indonesia sendiri, sarung lebih sering digunakan dalam kegiatan adat budaya. Sarung di Indonesia sendiri mempunyai beragam dan jenisnya. Sarung dari Bali tentunya akan berbeda dengan sarung dari Lampung. Masyarakat Lampung kerap menggunakan sarung bermotif tapis dengan model rajutan menyerupai gajah, kapal, siger. Motif-motif tersebut mempunyai makna yang berbeda satu sama lain.   Ketika saya pulang ke tanah kelahiran nenek moyang di Samosir sana, penggunaan sarung juga digunakan dalam

Berburu Bebek Kuntilanak

Penjaja kuliner malam di Aceh mulai beraktifitas sejak petang hingga malam. Seperti layaknya kota-kota lain di Indonesia. Tentunya Aceh mempunyai kuliner khas yang selalu disajikan ketika malam datang. Sebut saja Sate Matang, Nasi Bebek, Nasi Goreng Aceh. Beberapa makanan ini mewakili banyak lagi kuliner asli Bumi Serambi Mekkah yang selalu disajikan ketika malam hari. Karena ketika pagi hari akan identic dengan nasi gurih atau lontong sayur. Sedangkan siang hari kuliner Aceh lebih dimonopoli oleh Kari dan Gulai, baik kambing maupun lembu.