Skip to main content

Transportasi Dari Bandara Sultan Iskandar Muda

Beberapa tahun berada di Kutaraja membuat beberapa sahabat menanyakan beberapa hal yang rasanya kerap terulang. Apakah disini aman, bagaimana makanan di Aceh, bagaimana keragaman agama dan budayanya? Hal demikian sama ketika di awal saya berada di Tanah Rencong ini. Jangan ragu datang ke surga nusantara. Disini cukup aman bahkan Serambi Mekkah lebih aman dari Ibukota. Selain pertanyaan-pertanyaan tentang Sabang, tidak jarang kawan kawan menanyakan bagaimana cara menuju terminal, pelabuhan atau kota dari Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh. Ada beberapa pilihan sebenarnya moda transportasi dari bandara yang satu ini.



Jika ingin mudah kita bisa naik taksi. Jangan terkejut ketika kita ditanyakan berapa orang? Hal ini untuk memastikan armada apa yang akan digunakan. Tidak jarang kendaraan pribadi yang digunakan. Apalagi apabila kita sudah berlangganan. Hal tersebut untuk memastikan semua penumpang terangkut semua. Tarif disini meskipun terbilang mahal tetapi sudah ada tarif patokan. Jadi tidak ada proses tipu menipu tidak seperti bandara lainnya. Sebelum kenaikan BBM, tarif ke kota dipatok 70K. Pasca kenaikan BBM tarif naik menjadi 90K. Jika kita berangkat 2-3 orang, jatuhnya akan lebih murah bukan? Tinggal dibagi rata saja, karena taksi disini tidak mempersoalkan berapa jumlah penumpang di dalamnya. Cuma tabiat orang Aceh adalah kerap memberi tips lebih kepada pelayanan apa saja kecuali warung kopi. Saya sendiri membuktikan ketika pangkas rambut. Sudah tertera tarif yang lazim digunakan, tetap saja pengunjung memberikan ongkos lebih. Meski ini tidak menjadi mutlak, tak ada salahnya memberikan sedikit uang lebih bagi kalian yang pergi lebih dari 2 orang. Keluar dari bandara akan banyak supir yang menawarkan jasanya, jangan takut untuk menolak. Supir taksi di Bandara SIM bukanlah tipikal pemaksa seperti calo di tempat lain. Bila ingin ke Pelabuhan Ulee Lhee akan dikenai tarif 120K. Dari pelabuhan ini kita dapat melanjutkan perjalanan ke Sabang. Jika kita ingin ke terminal bus maupun terminal L300 maka akan dikenai tarif dalam kota. Jika ingin sekaligus city tour, kita bisa saja langsung bernegosiasi dengan supir.

Tarif tersebut masih dirasa mahal? Tenang saja jika hari masih siang kita bisa menggunakan jasa DAMRI Bandara ke Mesjid Raya Baiturahman. Mesjid ini menjadi titik pusat kota. Sehingga dari sini kita bisa kemana saja. Tarif yang dikenakan sebesar 15K. Jika ingin ke terminal L300, kita akan melintasinya. Jika ingin naik bus tujuan Medan - Lhokseumawe - Sigli, kita bisa saja turun di Simpang Lambaro. Tetapi apabila ingin ke terminal bus langsung kita bisa minta diturunkan di Simpang Surabaya baru lanjut naik beca motor dengan ongkos 10-15K. Sedangkan terminal L300 rute pantai barat selatan berada di sebelah terminal bus. Turun di depan Mesjid Raya kita bisa naik labi labi (angkot) jika ingin ke Unsyiah atau arah Darussalam. Jika ingin ke Pelabuhan juga ada labi labi menuju Ulhe Lhee. Selain daerah -daerah tersebut, jika ada yang ingin menuju pantai Lhok Nga, ada juga labi labi menuju pantai tersebut.

Selain naik Taksi dan Damri, ada alternatif angkutan lainnya. Hal ini terutama bagi pengunjung Banda Aceh yang ingin menginap di Hotel Banda Aceh. Ada shutle gratis dengan tujuan Hotel Hermes, Hotel Pade, Hotel Oasis, Hotel Grand Nangroe serta beberapa hotel lainnya. Tepat sebelum keluar dari bandara, terdapat beberapa counter hotel-hotel tersebut. Ini bisa juga mengirit biaya kan.

Comments

Popular posts from this blog

El Comandante Coffee

Pria berambut pendek dan rapih menyambut kedatangan sore kala itu. Terlihat bordir halus di bagian belakang kemeja coklat muda nama kedai kopi. Seperti mengulang, meja kembali di bersihkan meski terlihat tak ada kotoran sedikit pun. Belum lagi senyum simpul saya berakhir, pemuda tersebut langsung menghilang ke dalam bangunan ruko tiga pintu tersebut. Elcomandante Coffee beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat melepas penat atau bertemu banyak sahabat.

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen