Skip to main content

Mencicipi Cita Rasa Legendaris Bakmi Tjo Kin di Bandung

Senja TPI Baru Lampulo


Tidak sering rasanya, hanya saja beberapa kali saya senang menikmati hiruk pikuk Tempat Pelalangan Ikan di Lampulo. Beberapa pekan kemarin sengaja kembali berkunjung. Ternyata TPI tersebut sudah pindah ke tempat yang baru. Tidak jauh dari TPI yang lama, saat ini sudah berada di tepi laut. Beberapa kilometer jaraknya dengan TPI yang lama. TPI Lampulo yang baru ini kesannya kurang menarik di awal. Bagaimana tidak, jalan akses menuju lokasi ini berbatu dan berdebu. Bila malam tiba akan terasa karena kurangnya penerangan jalan. Tidak banyak rambu rambu yang menunjukkan lokasi TPI baru. Badrul seorang kawan yang tidak jauh tinggal dari lokasi tersebut mengantarkan saya sore itu. Mungkin kalau tidak diantarkan beliau, sudah barang tentu saya meraba raba dan kebingungan.




Sepintas saya masih ragu dengan TPI baru ini. Keraguan itu mulai sirna ketika melihat lampu bulat di pintu masuk. Sudah tampak ada pembenahan ternyata. Area TPI dipagar setinggi 2 meter kurang. Bangunan utama tempat pelelangan ikan tampak kokoh berada di tengah. Halaman parkir yang luas membuat pengunjung bebas memarkirkan kendaraannya. Hanya saja yang membuat kurang nilai TPI ini adalah bau selokan yang tidak mengalir. Sampah sampah dibiarkan berceceran di selokan. Akan berbeda tentunya antara bau amis ikan dengan bau sampah yang dibiarkan lama tergenang air. Beberapa peti terlihat tertata rapih di bangunan utama. Terlihat beberapa orang memasukkan es ke dalam peti yang telah berisi ikan. Hiruk pikuk terlihat di bangunan ini. Seru ketika melihat transaksi antara penjual dan pembeli. Tampak sumringah pembeli ketika berhasil mendapatkan ikan sesuai dengan harga yang diinginkan.



Pandangan mata beralih ke pelataran bangunan utama. Di halaman terlihat beberapa kios kecil sederhana tempat penjual ikan eceran. Tidak hanya penjual ikan saja, ada juga kios yang menjajakan jasa pembersihan ikan. Beberapa pengunjung tampak membawa ikan hasil belanja untuk dibersihkan di kios kios tersebut. Jasa yang diberikan dikenai tarif yang terjangkau sehingga tidak sedikit pengunjung yang menggunakan jasa pembersihan ikan tersebut.


Lokasi TPI ini di kelilingi dengan tumpukan batu sebagai pemecah ombak. Mungkin pembelajaran pasca tsunami di Aceh beberapa tahun silam. Bila ada ombak tinggi, lokasi tempat parkir kapal tetap terjaga. Kapal yang akan bersandar juga akan tenang merapat. Terlihat beberapa pengunjung lainnya menikmati sore tepi laut kali itu. Ada yang sengaja datang untuk melihat lihat, ada pula pengunjung yang datang sembari memancing. Tampak terlihat burung camar menghiasi langit laut sore itu. Beberapa kapal hilir mudik terlihat. Ada yang baru datang, ada juga yang akan berangkat, atau kembali pulang ke rumah.



Senja mulai turun, perlahan matahari membenamkan diri ke balik bukit. Di sini kita tidak dapat melihat matahari terbenam secara langsung. Hanya saja esensi dari senja tidak dapat kita lupakan bila berada di lokasi ini. Langit mulai merona seiring menyalannya lampu lampu di TPI baru Lampulo. Indah nian berada disini pada senja kala itu. Perlahan pengunjung berkurang bersamaan dengan berkumandang azan magrib. Langit semakin memerah menambah meriah suasana. Hari mulai gelap sudah saatnya kembali ke peraduan. TPI baru Lampulo sayang bila melewatkan senjamu.



Comments

  1. wah.. jadi kepingin kesana liat senjanya (y)

    main dan komentar disini juga ya ?
    http://musikanegri.blogspot.com/2014/04/gunongan-bukti-cinta-sultan-kharismatik.html

    ReplyDelete
  2. Wah fotonya keren banget, udah mirip Istanbul aja....

    ReplyDelete
  3. Ikan kalau murah datang ke lampulo gitu hampir maghrib. mantap.
    jgn lupa mampir http://charmingaceh.blogspot.com/

    ReplyDelete
  4. Mantap Banget Tulisan ya.
    Destinasi Lengkap Aceh cuma Ada di : http://acehplanet.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Undangan Menjadi Peserta Lomba Review Website berhadiah 30 Juta.
      Selamat Siang,
      setelah kami memperhatikan kualitas tulisan di Blog ini.
      Kami akan senang sekali, jika Blog ini berkenan mengikuti Lomba review
      Websitedari babastudio.

      Untuk Lebih jelas dan detail mohon kunjungi http://www.babastudio.com/review2014


      Salam
      Baba Studio

      Delete
  5. Paman masuk internet, thankss...
    jangan lupa juga : http://bandaacehvisit.blogspot.com/2014/04/banda-aceh-icon-para-cendekia-aceh.html

    ReplyDelete
  6. wah tullisannya bagus banget, kalau bicara TPI suka jadi inget kampung pangandaran, hehe..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

El Comandante Coffee

Pria berambut pendek dan rapih menyambut kedatangan sore kala itu. Terlihat bordir halus di bagian belakang kemeja coklat muda nama kedai kopi. Seperti mengulang, meja kembali di bersihkan meski terlihat tak ada kotoran sedikit pun. Belum lagi senyum simpul saya berakhir, pemuda tersebut langsung menghilang ke dalam bangunan ruko tiga pintu tersebut. Elcomandante Coffee beberapa tahun terakhir ini menjadi tempat melepas penat atau bertemu banyak sahabat.

Naik Kereta Api Second Class Semalaman Dari Hatyai ke Bangkok (Thailand Part 3)

Setelah Menyambangi Wat Hat Yai Nai di Hatyai   seharian tadi. Sebenarnya tidak seharian juga, karena hanya beberapa saat saja. Saya kembali ke Stasiun Kereta Api Hatyai. Ternyata ibu penjual kopi tadi pagi masih setia menunggu. Tidak ada salahnya memesan Thai Tea langsung di Thailand. Beliau tersenyum ketika saya sebut Thai Tea, "this name Tea, only Tea" ujarnya lagi. Seperti di Aceh, mana ada Kopi Aceh. Cuaca siang itu sangat terik, sementara jadwal kereta api masih lama. Sehingga 4 jam lamanya saya berputar putar di dalam stasiun kereta api. Menikmati makan siang di kantin stasiun. Menumpang isi baterai telepon seluler, bolak balik kamar mandi dan melihat lalu lalang pengunjung stasiun. Sayang sekali tidak banyak kursi tunggu yang disediakan. Jadilah hanya bisa duduk duduk saja. Kurang dari 1 jam menjelang keberangkatan, saya kembali mandi di toilet stasiun. Tenang saja, ada bilik khusus untuk kamar mandi. Hatyai itu panasnya luar biasa, jadi sebelum berangkat lebih baik m

Naik Bus dari TBS Malaysia ke Hat Yai Thailand

1 Juni 2019. Air Asia terakhir mengantarkan siang itu ke petang Sepang. Setelah 1 jam tanpa sinyal telepon seluler. Sebelumnya aku menikmati internet gratis dari wifi yang ditebar di Bandara Iskandar Muda, Aceh Besar. Internet dapat ditemukan dan diakses dengan mudah. Demikian juga ketika mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2. Dinginnya selasar kedatangan membuat jantung berpacu. Berdegup keras seperti kecepatan telepon seluler menjelajah internet gratis disana. Sengaja bergegas, mengabaikan toilet dan berharap antrian imigrasi tidak ramai.  Ini kali kedua mengalami tak ada antrian yang berarti di imigrasi. Petugas hanya memastikan sembari tersenyum “Dari Aceh? Mau lanjut ke Jakarta?” Mereka seakan terbiasa menghadapi masyarakat Aceh yang singgah sejenak di Negeri Jiran hanya untuk kembali menyeberang ke kota-kota lain di Indonesia. “Tak Cik, saya nak pi Thailand kejap ini malam dari TBS”. Cop cop, sidik jari, dan imigrasi berlalu begitu saja. Sudah 3 tempat pen